Kreatif Dong!! (^_^)
Karena itu amat wajarlah jika
keberkahan lelaki agung itu terasa betul, baik secara individu maupun sosial.
Gara-gara Muhammad menjadi seorang pedagang, pekerjaan tersebut kemudian
bernilai sangat suci — berbeda dengan penilaian sebelumnya. Gara-gara seorang
budak hitam Bilal ibn Rabah berislam dan menjadi sahabat terdekat Nabi, semua
kaum hitam terangkat derajatnya. Begitulah Sang Nabi Terakhir Muhammad.
Sehingga dalam suatu hikayat dikabarkan bahwa menjelang Nabi wafat,
berkumpullah semua keluarga, sahabat, para tetangga dan orang-orang yang
mengenalnya.
Di saat itulah Muhammad meminta
kepada semua yang hadir, terutama mereka yang pernah bergaul dengannya, untuk
secara jujur mengemukakan tentang berbagai hal yang membuat mereka tidak suka
kepada Nabi. Atau, siapa tahu kepada mereka Nabi pernah berutang. Atau, kepada
mereka Nabi pernah menyakiti.
Suasana sangat hening. Bisa kita
bayangkan, orang yang selama ini menjadi panutan dan pemimpin kharismatik
mereka, terbaring sakit tak berdaya. Maka pada saat itulah berdiri seorang
sahabat Nabi bernama Sawwad dan berbicara bahwa dirinya pernah mengalami
perlakuan Nabi yang membuatnya kesal dan marah. Kini ia akan membalas perbuatan
Nabi tersebut. “Apa perbuatan saya yang kamu anggap menjengkelkan kamu ya
Sawwad?” tanya Nabi. “Dulu ketika saya menjadi tentara perang, Nabi
pernah memukul perut saya dengan tongkat, karena waktu itu saya berposisi
kurang lurus. Saat itu Nabi memukul saya sambil mengatakan ‘istaqim ya Sawwad!”
jelas Sawwad di hadapan para hadirin yang sedang berduka itu.
Semua sahabat Nabi, terutama Umar
ibn Khattab, berang kepada Sawwad dan menyilakan Sawwad untuk membalas kepada
dirinya, bukan kepada Nabi. Tapi Muhammad kemudian menyilakan Sawwad untuk
memukul perut Nabi persis seperti Nabi memukul perutnya. Tapi Sawwad ingin
memukul perut Nabi tanpa terhalangi baju, sebab waktu Nabi memukulnya dulu juga
tanpa terhalang baju. Langsung saja Nabi membuka baju dan menyilakan Sawwad
memukul perut Nabi. Kemudian apa yang dilakukan Sawwad? Ketika perut Nabi sudah
dalam keadaan terbuka, Sawwad dengan sangat kreatif malah bukan memukulnya,
melainkan menciumi perut Nabi sambil menangis.
Kemudian Sawwad meminta maaf kepada
Nabi dan menjelaskan mengapa ia melakukan hal ini. Sawwad pernah mendengar
bahwa siapa-siapa yang pernah menyentuh kulit Nabi, ia akan dekat dengan Nabi
di akhirat kelak. Atas dasar itulah Sawwad melakukan kreatifitas untuk mencapai
tujuannya, dengan harapan ia akan bisa dekat dengan Nabi di akhirat nanti.
Sahabat,
berani hadapi tantangan hidup kreatif, selamat
mencoba !!!
Bagaimana
pendapat anda ???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar