Halaman

Entri Populer

Selasa, 25 Juni 2013

Wanita, Akal Setipis Rambutnya

Kata orang, mendidik seorang lelaki adalah mendidik seorang bapak. 
Tetapi mendidik seorang wanita adalah mendidik suatu generasi. 
Wanita, akal setipis rambutnya.

Jangankan lelaki biasa, Nabi pun merasa sunyi tanpa wanita.
Tanpa mereka. Hati, fikiran , perasaan lelaki akan resah.
Masih mencari walaupun sudah ada segala-galanya.

Apalagi yang tidak ada di surga,
Namun Nabi Adam AS tetap merindukan Siti Hawa.
Kepada wanitalah, lelaki memanggil ibu, istri atau putri.

Dijadikan mereka dari tulang rusuk yang bengkok, 
Tuk diluruskan oleh lelaki.
Tetapi kalau lelaki sendiri yang tidak lurus,
Tidak mungkin mampu hendak meluruskan mereka.

Tak logis kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang lurus.
Luruskan wanita dengan cara petunjuk Allah,
Karena mereka diciptakan begitu rupa,
Didiklah mereka dengan panduan dariNya

Jangan coba jinakkan mereka dengan harta, nanti mereka semakin liar.
Jangan hiburkan mereka dengan kecantikan, nanti mereka semakin menderita.
Yang sementara itu tidak akan menyelesaikan masalah.
Kenalkan mereka kepada Allah, zat yang kekal, disitulah kuncinya.

Akal setipis rambutnya, tebalkan dengan ilmu.
Hati serapuh kaca, kuatkan dengan iman.
Perasaan selembut sutera, hiasilah dengan akhlak.

Suburkanlah, karena dari situlah nanti.
Mereka akan nampak penilaian dan keadilan.
Akan terhibur dan bahagialah hati mereka. 
Walaupun tidak jadi ratu cantik dunia, presiden, ataupun 
Perdana menteri, ataupun women gladiator

Bisikkanlah, ke telinga mereka.
Bahwa kelembutan bukanlah suatu kelemahan.
Itu bukan diskriminasi Allah, Sebaliknya disitulah kasih sayang.

Karena rahim wanita yang lembut itulah yang mengandung lelaki-lelaki berwajah negarawan,
karyawan, jutawan,bangsawan dan “wan-wan“ yang lain. 
Tidak akan lahir superman tanpa superwoman.

Wanita yang lupa hakikat kejadiannya pasti tidak akan terhibur dan tidak menghiburkan.
Tanpa iman, ilmu dan akhlak, mereka bukan saja tidak bisa diluruskan,
Bahkan mereka pula membengkokkan.

Bila diteliti, ditelusuri sejarahnya.
Lebih banyak lelaki yang dirusakkan oleh wanita.
Daripada wanita yang dirusakkan oleh lelaki.

Sebodoh-bodoh wanita bisa menundukkan sepandai-pandai lelaki.
Itulah akibatnya bila wanita tidak kenal Allah,
Mereka tidak akan kenal diri mereka sendiri apalah lagi mengenal lelaki

Kini bukan saja banyak bos telah kehilangan sekretaris, 
Bahkan anakpun kehilangan ibu.
Suami kehilangan istri dan bapak kehilangan puteri
Bila wanita durhaka, dunia akan huru-hara.

Bila tulang rusuk patah, rusaklah jantung, hati dan limpa.
Para lelaki pula jangan hanya mengharap ketaatan,
Tapi binalah kepemimpinan.

Pastikan sebelum memimpin wanita menuju jalan Allah,
Pimpinlah diri sendiri dahulu kepadaNya.
Jinakkan diri dengan Allah.

Niscaya akan jinaklah segala-galanya dibawah pimpinan kita.
Janganlah mengharap istri seperti Fatimah Az-Zahra,
Kalau pribadi belum lagi seperti Sayyidina Ali.
Begitu pula sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar