Halaman

Entri Populer

Kamis, 27 Juni 2013

JANGAN MENIPU DIRI SENDIRI DENGAN TERLENA OLEH PUJIAN

Seekor rubah melihat seekor burung gagak terbang dengan membawa sepotong keju di paruhnya dan hinggap di atas sebuah pohon.

"Hmm.... keju itu harus jadi milikku" gumam si Rubah.

Dan diapun berjalan mendekati batang pohon itu.

"Selamat siang Gagak yang cantik, si Rubah memuji." Betapa cantiknya kamu hari ini, Betapa mengkilapnya bulumu, Sungguh sangat indah sinar matamu, Saya yakin suaramu lebih indah dari burung burung yang lain.

Ijinkan saya mendengarkan satu lagu darimu, dan saya akan menyapa kamu dengan sebutan si Ratu Burung."

Burung gagak itupun mulai mengangkat kepalanya dan mencoba bernyanyi sebaik mungkin tetapi ketika dia membuka mulutnya, keju yang ada dimulutnya jatuh ke tanah, dengan seketika si Rubah menangkap keju yang jatuh tersebut.

"Haha, itulah yang akan saya lakukan, itulah yang saya inginkan, sebagai pertukaran dengan kejumu, Saya akan memberimu nasehat, untuk dimasa yang akan datang, bahwa jangan langsung percaya kepada orang yang memberimu pujian.

Cinta pujian dan takut dicaci merupakan ciri cinta dunia.
Kalau kita terjebak dengan menikmati pujian, maka kita akan masuk dalam perangkap ujub.
Indikasinya saat kita merasa shaleh, maka dengan itu akan terbentuklah hijab dirinya dengan Allah SWT.

Di lain hal, Allah SWT-lah yang mengatur dengan menggerakkan orang yang memuji, bisa jadi, dengan maksud untuk menguji kita, apakah akan jujur pada dirinya sendiri atau tidak.
 
Do'a ketika dipuji oleh orang:
Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alniy khairam mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun.

Artinya:
Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka. ( Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 4:228, no.4876. Lihat Jaami’ul Ahadits, Jalaluddin As Suyuthi, 25: 145, Asy Syamilah).

Wassalam, Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar