Pembaca yang budiman, sebenarnya
seberapa pentingkah anak-anak kita memiliki cita-cita? Apa peran kita sebagai
orang tua? Cita-cita anak sering muluk-muluk dan berubah-ubah karena
dipengaruhi persepsi terhadap profesi tersebut. Ingin jadi polisi karena gagah,
ingin jadi dokter karena ingin bantu yang lain. Maka tidak heran jika hari ini
anak kita ingin menjadi dokter, besok mungkin ingin menjadi astronot.
Menurut psikolog keluarga dari
jagadnita Consulting, Clara Istiwidarum Kriswanto, seperti dikutip oleh okezone.com, cita-cita sangat penting
ditumbuhkan, karena dapat menjadi motivator untuk anak dalam mempelajari sesuatu.
Menurut Clara, seorang anak dengan cita-cita yang jelas akan lebih termotivasi
untuk mengembangkan diri, dibanding anak yang tidak tahu mau jadi apa atau
tidak punya cita-cita. Maka orang tua perlu realistis akan kemampuan anak,
apakah anaknya tergolong cerdas, rata-rata, atau bahkan kurang. Semua dapat
dikembangkan seoptimal mungkin asal orangtua tidak bersikap memaksa.
Selanjutnya menurut pakar
pendidikan Ella Yulaelawati, kecerdasan hanyalah perihal perbedaan kadar, yang
terpenting adalah bagaimana menangkap dan mengembangkan potensi yang ada pada
masing-masing anak. Pada dasarnya, tidak ada anak yang tidak mampu. Perbedaan mungkin
disebabkan pengalaman belajarnya yang berbeda. Untuk itu, orangtua maupun guru
disekolah sebaiknya memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya.
Sumber: Majalah Paras.
Sumber: Majalah Paras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar